Apa Tantangan Yang Bapak/Ibu Guru Hadapi Dalam Mengerjakan Tugas Aksi Nyata Terpilih?
Tantangan Guru Dalam Mengerjakan Tugas Aksi Nyata Terpilih
Pengantar
Program Guru Penggerak merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu tugas penting dalam program ini adalah melaksanakan aksi nyata yang berfokus pada pengembangan pembelajaran. Namun, dalam pengerjaannya, para guru penggerak seringkali menghadapi berbagai tantangan.
Tantangan dalam Pengerjaan Aksi Nyata
Kurangnya Waktu dan Sumber Daya
Pengerjaan aksi nyata membutuhkan waktu dan sumber daya yang cukup. Namun, di tengah kesibukan mengajar dan tugas administratif, banyak guru penggerak merasa kesulitan untuk mengalokasikan waktu khusus untuk mengerjakan aksi nyata. Selain itu, keterbatasan sarana dan prasarana juga menjadi kendala dalam implementasi aksi nyata.
Kurangnya Pendampingan dan Dukungan
Program Guru Penggerak memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para pesertanya. Namun, dalam praktiknya, pendampingan dan dukungan yang diberikan seringkali masih kurang. Hal ini membuat para guru penggerak merasa kesulitan dalam memecahkan masalah dan mencari solusi inovatif selama pengerjaan aksi nyata.
Perbedaan Latar Belakang dan Kompetensi
Para guru penggerak berasal dari berbagai latar belakang dan memiliki kompetensi yang beragam. Perbedaan ini dapat menjadi tantangan dalam membangun kolaborasi dan sinergi dalam pengerjaan aksi nyata. Selain itu, perbedaan persepsi dan ekspektasi antar guru penggerak juga dapat memicu konflik dan menghambat kemajuan aksi nyata.
Hambatan Kultural dan Birokrasi
Pengerjaan aksi nyata terkadang terhambat oleh hambatan kultural dan birokrasi. Misalnya, budaya konservatif di sekolah tertentu dapat membuat guru kesulitan untuk melakukan perubahan atau inovasi. Selain itu, birokrasi yang berbelit-belit juga dapat memperlambat proses pengambilan keputusan dan implementasi aksi nyata.
Solusi Mengatasi Tantangan
Untuk mengatasi tantangan-tantangan dalam pengerjaan aksi nyata, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Kemendikbudristek perlu meningkatkan dukungan dan pendampingan bagi para guru penggerak. Sekolah juga perlu memberikan ruang dan waktu yang cukup bagi para guru untuk mengerjakan aksi nyata. Selain itu, guru penggerak perlu membangun kolaborasi yang kuat dan saling mendukung. Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, diharapkan program Guru Penggerak dapat berjalan lebih efektif dan memberikan dampak nyata bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Komentar